Senin, 11 Maret 2013

"ISI HATI" Kutuliskan secoret Pena ini untuk meluapkan. Isi hati ini yang kian menepi.:OOoº°˚˚°ºoOH...ya!!∂Ķΰ bekerja disebuah perusahaan yang menurut orang-orang sudah bagus notabenenya.∂Ķΰ sudah me.ngapdi selama 7thn.lama juga ya!=D˘•˘=)) нɑ ɑ˘°˘нɑɑ˘°˘нɑɑ =))˘•˘=D mungkin ini juga yang membuat ku tak betah karena kejenuhan,maklum pekerjaannya dan mess yg Saya tempati cenderung monoton dan jauh dari keramain.selama 3thn belakangan ini aq mulai merasa jenuh,bosan.aq mencoba berfikir untuk lebih Memanfaatkan sisa2 hidup dan mencari jati diri karna disini hati qu blm jg merasa nyaman dan sampai detik ini perasaan ini meluap mungkin ini merupakan titik kejenuhan dihati ku yang terdalam. ∂Ķΰ sema kin terpuruk dan terpuruk dengan keadaan ini.aq ingin curhat tp harus dengan siapa?aq Sekarang hidup disisi hitam qu.hati qu selalu memberontak seakan tak mau hidup dlm kebohongan2.aq sudah tak sanggup lg untuk bertahan.mungkin dunia ini menang tak tak adil bagi qu tapi aqu ikhlas dengan ini.mungkin tuhan Memberi aq cobaan karena dia tau bahwa aqu bisa lebih. dari ini dan bisa bermanfaat bagi banyak orang.aqu ingin Berpetualang mencari kehidupan qu yang sesungguhnya.aq hanya ingin bapak&saudara ku tau aq disini hanya menumpang makan Dan tidur saja.maafkan ∂Ķΰ yang belum bisa membahagiakan.tapi ∂Ķΰ akan tetap berusaha

Rabu, 30 Januari 2013

AKSARA JAWA SAKING SERAT SASTRA GENDING

 AKSARA JAWA SAKING SERAT SASTRA GENDING

1. Ha : Hananira sejatine wahananing Hyang.

Adanya pada hakekatnya adalah pendukung Hyang .... wujud atau kebenaran.

2. Na : Nadyan ora kasad mata pasti ana.

Meskipun tidak nampak oleh mata, tetapi ia pasti ada.

3. Ca : Careming Hyang yekti tan ceta wineca.

Nikmatnya Hyang yang sesungguhnya tak (dapat) diuraikan dengan jelas(mempergunakan kata-kata). Karena tak ada sesuatu yang menyerupai Hyang.

4. Ra : Rasakena rakete lan angganira.

Rasakanlah eratnya dengan badanmu.

 5. Ka : Kawruhanan jiwa kongsi kurang weweka.

Ketahuan dari jiwa jika kurang diusahakan.

6. Da : Dadi sasar yen sira nora waspada.

Jika tidak waspada (kau) akan menjadi sesat.

7. Ta : Tamatna prabaning Hyang Sing Sasmita.

Perhatikanlah cahaya Hyang yang memberikan isyarat.

8. Sa : Sasmitane kang kongsi bisa karasa.

Isyarat yang sampai dapat dirasakan.

9. Wa : Waspada wewadi kang sira gawa.

Lihatlah dengan seksama (sifat) batin sesungguhnya yang anda bawa.

10. La : Lalekna yen sira tumekeng lalis.

Lupakanlah pada waktu anda sampai pada kematian.

11. Pa : Patisasar tan wus manggyapapa.

Kematian sesat yang tak sampai pada tujuan akan menjumpai kesengsaraan.

12. Dha : Dhasar beda lan kang wus kalis ing godha.

Pada dasarnya berbeda dengan (orang) yang telah tak terpengaruh oleh godaan.

13. Ja : Jangkane mung jenak jemjeming jiwaraga.

Rencana tindakannya, hanya tahan tenteram didalam kebesaran jiwa.

14. Ya : Yatnanana liyep luyuting pralaya.

Lihatlah dalam keadaan lupa-lupa ingat mengaburnya

pra laya/kematia n.

15. Nya : Nyata sonya nyenyet lebeting kadonyan.

Nyata (bahwa) sunyi senyap (segala) jejak keduniawian.

16. Ma : Madyen ngalam perantunan aja samara.

Ditengah “ngalam perantunan” janganlah ragu-ragu.

17. Ga : Gayuhaning tanaliyan jung sarwa arga. Tak ada lain yang hendak dicapai kecuali segala “gunung” atau “jam ua n”.

18. Ba : Bali murba wisesa ing njero njaba. Kembali mengatur menguasai (segi) luar dan dalam.

19. Tha : Thukulane widadarja tebah nistha. Tumbuhnya kekuatan hukum menembus kerendahan/kehinaan.

20. Nga : Ngarah-arah ing reh mardi-mardiningrat. Berhati-hati dalam merencanakan pengaturan-mengatur dunia.