Rabu, 30 Januari 2013

AKSARA JAWA SAKING SERAT SASTRA GENDING

 AKSARA JAWA SAKING SERAT SASTRA GENDING

1. Ha : Hananira sejatine wahananing Hyang.

Adanya pada hakekatnya adalah pendukung Hyang .... wujud atau kebenaran.

2. Na : Nadyan ora kasad mata pasti ana.

Meskipun tidak nampak oleh mata, tetapi ia pasti ada.

3. Ca : Careming Hyang yekti tan ceta wineca.

Nikmatnya Hyang yang sesungguhnya tak (dapat) diuraikan dengan jelas(mempergunakan kata-kata). Karena tak ada sesuatu yang menyerupai Hyang.

4. Ra : Rasakena rakete lan angganira.

Rasakanlah eratnya dengan badanmu.

 5. Ka : Kawruhanan jiwa kongsi kurang weweka.

Ketahuan dari jiwa jika kurang diusahakan.

6. Da : Dadi sasar yen sira nora waspada.

Jika tidak waspada (kau) akan menjadi sesat.

7. Ta : Tamatna prabaning Hyang Sing Sasmita.

Perhatikanlah cahaya Hyang yang memberikan isyarat.

8. Sa : Sasmitane kang kongsi bisa karasa.

Isyarat yang sampai dapat dirasakan.

9. Wa : Waspada wewadi kang sira gawa.

Lihatlah dengan seksama (sifat) batin sesungguhnya yang anda bawa.

10. La : Lalekna yen sira tumekeng lalis.

Lupakanlah pada waktu anda sampai pada kematian.

11. Pa : Patisasar tan wus manggyapapa.

Kematian sesat yang tak sampai pada tujuan akan menjumpai kesengsaraan.

12. Dha : Dhasar beda lan kang wus kalis ing godha.

Pada dasarnya berbeda dengan (orang) yang telah tak terpengaruh oleh godaan.

13. Ja : Jangkane mung jenak jemjeming jiwaraga.

Rencana tindakannya, hanya tahan tenteram didalam kebesaran jiwa.

14. Ya : Yatnanana liyep luyuting pralaya.

Lihatlah dalam keadaan lupa-lupa ingat mengaburnya

pra laya/kematia n.

15. Nya : Nyata sonya nyenyet lebeting kadonyan.

Nyata (bahwa) sunyi senyap (segala) jejak keduniawian.

16. Ma : Madyen ngalam perantunan aja samara.

Ditengah “ngalam perantunan” janganlah ragu-ragu.

17. Ga : Gayuhaning tanaliyan jung sarwa arga. Tak ada lain yang hendak dicapai kecuali segala “gunung” atau “jam ua n”.

18. Ba : Bali murba wisesa ing njero njaba. Kembali mengatur menguasai (segi) luar dan dalam.

19. Tha : Thukulane widadarja tebah nistha. Tumbuhnya kekuatan hukum menembus kerendahan/kehinaan.

20. Nga : Ngarah-arah ing reh mardi-mardiningrat. Berhati-hati dalam merencanakan pengaturan-mengatur dunia.